Bulan Mei lalu, diselenggarakan hari Ayah di sekolah anakku, Kintan. Waktu itu Kintan masih duduk di bangku TK-B taman kanak-kanak. Sekolah Kintan bernama TKAI (Taman Kreativitas Anak Indonesia).
Seru sekali ... hari itu semua bapak berkegiatan bersama anaknya masing-masing, ada olah raga, ada lomba, ada makan bersama, ada prakarya, dan sebagainya ... ibu, hari itu silakan berkumpul di luar halaman sekolah bersama ibu-ibu orang tua murid lainnya.
Main bersama anak, buat aku bukan kegiatan mewah, karena aku memang senang dan menikmati bermain bersama anak-anak, terutama bersama anakku, Kintan. Aku menyelami dunia Kintan, dan bersama itu juga aku merasa jadi lebih muda, dan aku mau terus begitu.
Yang mewah buat aku adalah adanya Hari Ayah di TKAI ... mewah? ... ya, sangat mewah.
Kenapa buat aku mewah ... ?
Selama ini kita hanya mengenal hari Ibu, surga di bawah telapak kaki Ibu, Ibu pertiwi, dan beragam perayaan untuk ibu lainnya, bahkan di Al Qur'an (ma'af aku tidak tahu referensi agama lain, karena aku Muslim) ada ayat yang kusus untuk Ibu.
Bukan aku iri dengan peran Ibu, memang Ibu yang bertaruh nyawa untuk mengandung dan melahirkan kita ... dalil itu tidak bisa diganggu gugat.
Dimana peran Bapak? ... mungkin menurut kelaziman yang berlaku, Bapak tidak terlalu berperan dalam kehidupan anaknya ...
Bapak hanya berperan memberikan bibitnya agar kita bisa ada di dunia ini ...
Bapak hanya berperan mencari nafkah untuk keluarganya, dan peran itupun dapat dilakukan oleh Ibu ...
Bapak hanya berperan mengerjakan hal-hal berat yang katanya itu pekerjaan laki-laki, bahkan peran itu juga bisa dilakukan Ibu ...
Bapak hanya berperan ...
Bapak hanya berperan ...
Bapak hanya ...
Bapak ...
...
uuh ... sedihnya jadi Bapak
Jadi, aku hanya bisa mengucapkan ... Terima kasih TKAI yang sudah menyelenggarakan hari Bapak ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar