Kamis, 05 Juli 2007

Garam

Garam memang sangat sering dihubungkan dengan tekanan darah tinggi. Garam yang kita maksud di sini garam dapur ( Natrium Klorida (NaCl) atau Sodium Chloride). Dokter memang selalu merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi garam pada orang-orang yang menderita tekanan darah tinggi, apa lagi jika mereka sudah cukup berumur lanjut.

Natrium atau Sodium adalah mineral yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan osmotik atau keseimbangan aliran cairan di dalam tubuh.
Darah mengandung 0,9 persen NaCl. Kita memerlukan lebih kurang 200-500 miligram Natrium setiap hari untuk menjaga kadar garam dalam darah tetap normal agar tubuh tetap sehat. Natrium juga sangat penting untuk fungsi otot dan syaraf.

Kekurangan natrium sering dihubungkan dengan berbagai gangguan kesehatan seperti keram otot (cramping), lemas, dan sering merasa lelah (fatigue), kehilangan selera makan, daya ingat menurun, daya tahan terhadap infeksi menurun, luka sukar sembuh, gangguan penglihatan, rambut tidak sehat dan terbelah ujungnya, serta terbentuknya bercak-bercak putih di kuku. Namun, konsumsi garam tidak boleh berlebihan. Orang yang sehat disarankan untuk mengkonsumsi natrium tidak lebih dari 2.400 miligram per hari. Ini sama dengan 6 gram NaCl atau lebih kurang satu sendok teh garam dapur. Konsumsi garam berlebihan dapat berakibat fatal. Natrium bekerja menahan air di dalam tubuh, sehingga volume darah yang beredar akan meningkat.


Meningkatnya volume darah akan meningkatkan tekanan yang dialami dinding pembuluh darah. Inilah yang disebut hipertensi atau tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi dapat berefek luas terhadap kesehatan. Ia dapat berakibat timbulnya gangguan jantung, stroke,
dan lain sebagainya. Kelebihan garam di dalam tubuh juga dapat mengakibatkan pembengkakan bagian-bagian tubuh, misalnya pembengkakan kaki pada ibu hamil, dan dapat pula menyebabkan kegemukan karena air yang tertahan dalam tubuh. Bagaimana respons tubuh seseorang terhadap garam sebenarnya sangat bervariasi. Ada orang yang tidak sensitif terhadap garam.

Artinya, konsumsi garam yang berlebihan tidak terlalu berpengaruh terhadap kesehatannya. Sebaliknya banyak orang yang sensitif terhadap garam, terutama jika sistem tubuh kita sudah mulai mengalami gangguan. Separuh dari penderita tekanan darah tinggi merupakan orang-orang yang sensitif terhadap garam. Sebab itu, penderita tekanan darah tinggi selalu disarankan untuk mengurangi konsumsi garam. Natrium Klorida tidak hanya terdapat dalam garam
dapur, tetapi juga terdapat dalam berbagai bahan makanan. Karena itu, para penderita tekanan darah tinggi seperti ayah dan ibu Anda harus cermat memilih makanan.

Makanan-makanan segar seperti ikan, daging, telur, sayur, bahkan buah-buahan juga mengandung garam. Tetapi, jumlahnya tidak berlebihan dan cukup untuk memelihara kesehatan. Namun, makanan yang diawetkan banyak berkadar garam sangat tinggi. Untuk mengurangi konsumsi garam banyak hal yang dapat dilakukan. Pertama, tentu menghindari semua makanan yang asin-asin. Ikan asin sebaiknya ditinggalkan saja. Jika ayah dan ibu suka ikan kering, Anda bisa menghidangkan ikan kering tawar (banyak dijual di pasar). Makanan-
makanan yang diawetkan dalam kaleng, misalnya jamur dan rebung dalam kaleng, ikan kaleng, corned beef (kornet) dan lain-lain umumnya banyak mengandung natrium.

Natrium secara sengaja ditambahkan dalam makanan yang diawetkan, baik sebagai pengawet (NaCl/ garam dapur, Natrium Benzoat), sebagai penyedap (Sodium Glutamat atau MSG atau biasa dikenal sebagai vetsin), untuk memperbagus penampilannya (Natrium Nitrit) atau untuk
maksud-maksud lain. Sebab itu sebaiknya ditinggalkan saja. Lagi pula vitamin dan mineral serta zat-zat berguna lain yang terdapat dalam makanan segar biasanya rusak dan hilang dalam proses pengawetan. Mi instan, sup instan, bubur ayam instan, dan makanan-makanan instan
lainnya umumnya banyak mengandung garam. Maka, sebaiknya dihindari. Keju disamping mengandung banyak lemak juga tinggi garam.

Jangan sediakan garam meja. Kadang-kadang kita terdorong untuk menambahkan garam jika tersedia di meja walaupun sebenarnya tidak diperlukan. Jika Anda mengajak ayah dan ibu makan di restoran, mintalah untuk disiapkan makanan yang dikurangi atau tanpa garam.
Hindari fast food (makanan siap saji). Sebab makanan-makanan ini biasanya cukup banyak mengandung garam dan kita tidak dapat meminta pesanan khusus yang rendah garam. Kesehatan lebih penting daripada sekadar cita rasa, bukan Lagi pula cita rasa atau selera kita dapat dibiasakan, dapat ''dididik''.

Jika kita membiasakan diri untuk makan makanan yang rendah garam, tidak asin, lama kelamaan makan tanpa tambahan garam pun enak rasanya. Bahkan, jika sudah terbiasa demikian, kelebihan sedikit garam saja dalam makanan justru sangat tidak enak rasanya. Jadi,
yang penting sampaikan kepada ayah dan ibu tentang bahaya kelebihan garam untuk kesehatan mereka, apalagi mereka menderita tekanan darah tinggi. Upayakan agar kesadaran untuk mengurangi konsumsi garam datang dari mereka sendiri. Kesadaran akan mendatangkan keinginan atau kemauan, dan kemauan akan mendidik tubuh untuk tetap dapat merasakan lezatnya makanan dalam kondisi yang kita inginkan. Penambahan aneka bumbu dapat juga diusahakan untuk meningkatkan selera makan.

Bumbu-bumbu tradisional kita, seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, jinten, kunyit, jahe, laos, kencur, daun salam, sereh, daun jeruk dan lain-lain dapat meningkatkan selera makan disamping juga mempunyai khasiat dapat menjaga kesehatan. Tetapi, jangan menggunakan bumbu tradisional siap pakai yang sekarang bayak dijual di supermarket maupun di pasar-pasar tradisional. Bumbu tradisional siap pakai ini umumnya sangat banyak mengandung garam untuk membantu pengawetannya. Sebenarnya ada yang disebut ''pengganti garam'' (salt substitutes). Bahan ini rasanya asin tetapi tidak mengandung natrium atau sodium. Bahan pengganti garam ini dibuat dari Kalium Klorida atau Potassium Chloride. Namun, bahan ini pun tidak bebas dari efek samping.

Penderita gangguan fungsi ginjal atau yang sedang mengonsumsi obat-obat tertentu disarankan untuk hati-hati menggunakan bahan pengganti garam ini. Sebaiknya sebelum menggunakannya berkonsultasilah dengan dokter yang menangani kesehatan ayah dan ibu. Terlalu banyak mengkonsumsi Potassium atau Kalium dapat pula berakibat negatif terhadap kesehatan. Disamping garam, penderita tekanan darah tinggi juga harus mengurangi makanan tinggi lemak.

Kurangi daging, telur, sea food, dan makanan-makanan tinggi lemak lainnya, perbanyaklah makan sayur dan buah-buhan segar. Perhatikan jangan sampai obat yang diberikan dokter tidak dimakan pada waktunya. Berolahraga ringan tetapi rutin dilakukan setiap hari.
Misalnya, jalan pagi selama 30 menit dan senam ringan di halaman rumah. Dan, yang tak kalah pentingnya, upayakan untuk hidup santai, ikhlas, tenang dan tenteram.

Mudah-mudahan Allah SWT memberkahi keluarga Anda. Salam.
DR Ernawati Sinaga, MS, Apt.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Terima kasih.

Anonim mengatakan...

Garam sebenarnya adalah hal yang penting untuk tubuh. Tubuh yang sudah tidak 'kuat' menerima asupan garam harian maka ia perlu untuk mengurangi asupan garam harian tersebut. Sebagian orang gampang menguranginya dan sebagian lagi akan sangat sulit untuk mengaturnya. Untuk itu, artikel http://goo.gl/B4nnj6 pernah memuat, sebagaimana yang saya baca, kalo ada beberapa trik jitu agar mudah mengurangi asupan garam. Makan makanan gorengan selagi hangat adalah satu trik jitu yang bisa dicoba agar mudah mengurangi asupan garam.