NOMOR TELEPON PENTING WILAYAH DKI JAKARTA
SMS Pengaduan masyarakat terkait dengan masalah kesehatan: 9611
DKI JAYA 113
1. Polda Metro Jaya 570-9261
2. Polisi (piket) 525-0110 / 510-110
3. Pengaduan Polisi 110
4. Dinas Kebakaran 371-309 / 374-766
5. Informasi Layanan Pos 161
6. Pelayanan Gangguan PLN 123
7. Penerangan HIV/AIDS 163
8. Posko Bencana Alam 129
9. Ambulans 118
10. Komnas HAM 392-5230
11. PMI Jakarta 390-9422
Kamis, 19 Juli 2007
Senin, 09 Juli 2007
Misteri Candi Rancaekek di Bojongmenje
sumber: Koran Tempo
Candi itu ditemukan Edi Djunaedi, 58 tahun bersama Ahmad, Dedi, dan Dadi, warga Kampung Bojongmenje, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung Minggu (18/agt/2002).
Ketika itu, mereka sedang meratakan tanah yang sebagian diantaranya menjadi pekuburan umum. Saat itulah, cangkul Edi terantuk sebuah benda keras. Setelah digali, ternyata batu hitam persegi panjang berukuran sekitar 60 X 20 centimeter. Ada sesuatu yang mencurigakan mereka memanggil warga lainnya. Penggalian dilanjutkan lagi dengan melibatkan warga sekitar.
Setelah mencapai kedalaman 1,5 meter, panjang 4 meter dan lebar 3 meter muncullah sesuatu yang sama sekali tidak mereka duga. Sebuah tumppukan batu yang mirip canding berbentuk bulat dengan diameter sekitar 8 sampai 10 meter.
Candi itu ditemukan Edi Djunaedi, 58 tahun bersama Ahmad, Dedi, dan Dadi, warga Kampung Bojongmenje, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung Minggu (18/agt/2002).
Ketika itu, mereka sedang meratakan tanah yang sebagian diantaranya menjadi pekuburan umum. Saat itulah, cangkul Edi terantuk sebuah benda keras. Setelah digali, ternyata batu hitam persegi panjang berukuran sekitar 60 X 20 centimeter. Ada sesuatu yang mencurigakan mereka memanggil warga lainnya. Penggalian dilanjutkan lagi dengan melibatkan warga sekitar.
Setelah mencapai kedalaman 1,5 meter, panjang 4 meter dan lebar 3 meter muncullah sesuatu yang sama sekali tidak mereka duga. Sebuah tumppukan batu yang mirip canding berbentuk bulat dengan diameter sekitar 8 sampai 10 meter.
Keris, apakah itu?
Dalam budaya Jawa tradisional, keris tidak semata-mata dianggap sebagai senjata tikam yang memiliki keunikan bentuk maupun keindahan pamor, akan tetapi juga sebagai kelengkapan budaya spiritual.
Ada satu anggapan yang berlaku di kalangan Jawa tradisional yang mengatakan, seorang pria baru bisa dianggap paripurna jika ia sudah memiliki lima unsur simbolik: curiga, turangga, wisma, wanita, kukila.
Ada satu anggapan yang berlaku di kalangan Jawa tradisional yang mengatakan, seorang pria baru bisa dianggap paripurna jika ia sudah memiliki lima unsur simbolik: curiga, turangga, wisma, wanita, kukila.
- Curiga, secara harafiah artinya keris, secara simbolik maksudnya adalah kedewasaan, keperkasaan dan kejantanan. Seorang pria Jawa tradisional, harus tangguh dan mampu melindungi diri, keluarga atau membela negara. Perlambangnya adalah keris.
- turangga artinya kuda atau kendaraan (simbol masa kini adalah motor atau mobil)
- wisma adalah rumah
- wanita arti khususnya isteri
- kukila arti harafiahnya adalah burung.Arti simbolik burung di sini, bagi seorang pria Jawa tradisional, ia harus mampu mengolah, menangkap dan menikmati keindahan serta berolah-seni.
Langganan:
Postingan (Atom)