Kamis, 26 November 2009
GRAY AREA
Seberapa Besar Jiwa Seni Kita?
Seberapa Besar Jiwa Seni Kita?
seberapa ya? memang bisa diukur? tidak bisa! apa lantas kalau kita jago menggambar berarti kita nyeni? apa lantas kalau kita jago musik dan nyanyi berarti kita nyeni? apa lantas kalau kita jago puisi berarti kita nyeni? ... jawabnya ... tidak!
semua orang punya jiwa seni yang sama besar, menurut versi-nya masing2 ...
yang jelas, kalo kita masih bisa buang air seni alias kencing, berarti kita masih punya jiwa seni ... he he he ... eh, kencing itu seni lho, coba bayangkan, setiap orang mengembangkan gaya kencingnya masing2, ada yang sambil berdiri, ada yang sambil duduk, ada yang sambil jongkok, ada yang sambil bersandar, ada yang "dipegangin" ada yang cuma di "cubit" ... pokoknya macam2
okeh? udah ah, bosen ...
Orang Tua Kita
Buat yang belum jadi orang tua, mungkin ini kelihatannya klise berat. tapi mungkin tidak ada salahnya dibaca.
waktu saya belum jadi orang tua, saya suka sebal sama orang tua saya, banyak aturan ...
harus ini, harus itu, tidak boleh ini, tidakboleh itu ... sampai suatu ketika saya sebal sekali dan punya pikiran "apa gue ini anak pungut?" itu gara2 saya nonton film gombal "ratapan anak tiri" (norak ya? tapi jaman itu film lain tidak sebanyak sekarang, jadi ya terpaksa) ...
tapi setelah saya menjadi orang tua, saya baru tahu kenapa orang tua saya seperti itu, ternyata karena saking sayangnya kita sama anak, kita jadi kadang2 "over protective", saya sudah berusaha tidak melakukan apa yang dulu saya tidak sukai dari orang tua saya, tapi tidak bisa ...
jadi, jika suatu saat anak saya sebal pada saya karena aturan2 yang saya buat, saya hanya akan bisa senyum2 saja, nerima karma ... habis mau bagaimana lagi?
ada banyak hal lain yang masih saya ingat tentang betapa sayangnya orang tua saya, yang kebanyakan baru saya sadari setelah saya juga menjadi orang tua, yang kalau saya ingat kembali, saya menjadi sedih sendiri, norak ya? ...
Syukur
tidak punya sesuatu juga terkadang enak ...
untuk itu kita perlu bersyukur karena masih bisa bilang enak
punya sesuatu kadang tidak enak ...
tidak punya sesuatu juga kadang tidak enak ...
itu juga perlu kita syukuri karena masih bisa bilang tidak enak
akan tetapi punya rasa syukur juga harus disyukuri,
karena banyak juga dari kita yang sudah tidak bisa mensyukuri sesuatu
atau bahkan tidak punya rasa syukur
kalau sudah tidakk bisa dan atau tidak punya rasa syukur itu baru rasanya kita tersiksa
karena hidup kita rasanya sudah tidak keruan, tidak tahu harus berbuat apa, kemana dan bagaimana, semuanya jadi serasa kurang
Kisah Seorang Wanita Buta
muda dg tongkatnya meraba-raba menaiki tangga bus.
ongkos bus.
tongkat.
untuk selama-lamanya.
menjadi sirna.
perkumpulan, baik di sekolah, rumah maupun di lingkungannya.